artiliriklagu.com – Kala Luka Berpesta merupakan lagu dari band asal Jakarta, for Revenge, yang dirilis pada 18 Januari 2025. Lagu ini menjadi bagian dari album Sebelum Merayakan, bersama dengan karya for Revenge lainnya seperti lagu Semula dan Menunggu Giliran.
Kala Luka Berpesta ditulis oleh Much Boniex Nurwega bersama Faisal Riant Saputra dan Wira Negara di bawah label Sony Music Entertainment. Simak lirik dan makna lagu Kala Luka Berpesta dari for Revenge bersama Wira Negara berikut ini.
Lirik lagu Kala Luka Berpesta dari for Revenge ft. Wira Negara menceritakan tentang perasaan kehilangan dan kepedihan yang dirasakan penyanyi setelah ditinggalkan oleh orang yang berarti. Berusaha untuk berlapang dada dan menerima kenyataan yang ada setelah segala usaha terasa sia-sia.
Walaupun hati dipenuhi dengan luka yang menganga, penyanyi ingin menutup lembaran lama dengan sebuah perayaan sebelum benar-benar melepaskan. Semata-mata sebagai penghormatan terakhir bagi cinta yang telah kandas, sebelum akhirnya melanjutkan hidup dengan hati yang lebih tangguh.
[Verse]
Tahun ini diawali duka
Dibenahi pun sia-sia
Menyerah, biarlah menyerah
Kau tak harus iba
[Chorus]
Malam ini kita bernyanyi
Memuja luka terakhir kali
[Poetry]
Padang jiwa terabaikan pasca jejak kau hapuskan
Kini ragaku kemarau
Gersang tanpa hara, retak penuh lara
Sendiri, menyusuri relung duka, menyelami palung hampa
Dengan aku berkeping nestapa dan kau tidak apa-apa
Perih memintal sunyi, rintih tak berbunyi
Napas keras menderu, hempas sajikan haru
Manis yang mengiris, hangat nan menyayat
Kutelan bersama bimbang selepas kau buang
Ke iris nadi yang tak kau sesali
[Chorus]
Malam ini kita bernyanyi
(Di antara sepi)
Memuja luka terakhir kali
[Poetry]
Degup meredup saat kau bilang cukup
Tersisih atas jemu, teralih tanpa temu
Menjadi jeruji di lenyapnya janji sebagai rotasi yang menyeret mati
Andai tanpa penantian, gontai tanpa perhatian
Menempa hati untuk mengerti
Tak ada yang bisa dipaksa pasca lenyap sebuah rasa
Kini hidup kuserahkan pada Sang Maha Menguatkan
Melepas yang melekat, menggilas yang telah tamat
Menjadi semula, sebelum terlena
Memaksa relaku, menghapus namamu dari singgasana
[Chorus]
Malam ini kita bernyanyi
(Di antara sepi)
Memuja luka terakhir kali
[Poetry]
Maka sebelum esok menyingsing dan kita semakin asing
Sudikah berbalik di kala kita pernah seiring?
Telah kusiapkan perjamuan paling pantas
Untuk hati kita mendentingkan gelas
Merayakan kisah yang berakhir kandas
Mendekatlah sebagai kembang yang menebarkan wangi
Laksana kenang yang tak mampu diulangi
Kita lepaskan derita dalam luka yang berpesta